A. PENGERTIAN REPTIL
Istilah reptile berasal dari kata Reptum yang artinya melata. Reptile juga termasuk tetrapoda yaitu hewan berkaki empat. Jadi, Reptil merupakan organism vertebrata (bertulang belakang) yang melata dan sebagian berkaki empat, memiliki sisik yang menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan bersifat poikiloterm (berdarah dingin). Menurut para ahli, reptile merupakan organism pertama yang dapat bertahan hidup di lingkungan yang kering.
Artikel Penunjang : Klasifikasi Makhluk Hidup
B. CIRI – CIRI REPTIL
Selain memiliki struktur dan fungsi tubuh yang unik dengan kelas vertebrata yang lainnya. Reptil juga memiliki cirri-ciri khusus. Adapun ciri-cirinya yaitu:
- Reptil memiliki kulit bersisik dan kering yang terbuat dari zat tanduk yang fungsinya untuk melindungi dari kekeringan.
- Reptil berjalan dengan melata dimana seluruh tubuh menelungkup ke tanah, sedangkan pada bangsa ular bergerak dengan mengerutkan otot di kedua sisi tulang belakang secara bergantian.
- Reptil memiliki dua pasang kaki dan pada tiap kaki memiliki cakar. Sedangkan pada penyu kakinya memipih berbentuk kayuh untuk membantu ketika berenang.
- Reptil berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar), contohnya pada penyu dan bertelur melahirkan (ovovivipar), contohnya pada ular boa. Fertilisasi secara internal, alat kelamin jantan disebut sebagai hemipenis.
Artikel Penunjang : Kingdom Animalia : Pengertian, Ciri, Klasifikasi
C. STRUKTUR TUBUH REPTIL
Tubuh reptil memiliki sisik yang menutupi seluruh tubuh yang berfungsi untuk melindungi diri dari kekeringan. Selain itu, reptil juga memiliki kaki-kaki yang pendek disertai ekor yang panjang. Pada setiap kakinya terdapat kuku jari yang tajam yang fungsinya sebagai perlindungan dan pertahanan diri.
Pada bangsa ular, tidak terdapat kaki dan cakar sehingga untuk alat geraknya ular mengerutkan otot di kedua sisi tulang belakangnya. Sebagai alat pertahanan diri sebagian ular dilengkapi bisa contohnya pada King Cobra dan sebagiannya lagi dilengkapi dengan otot yang kuat sehingga dapat melilitkan tubuhnya pada mangsa hingga mangsa tersebut tidak dapat bergerak hingga mati contohnya yaitu pada Phyton.
Ular mampu menelan mangsanya bulat-bulat yang ukurannya 2x lebih besar dari ukuran tubuhnya. Hal ini disebabkan struktur anatomis dari rahang ular melekat dengan longgar sehingga dapat membuka hingga 1500 . Karena itulah bangsa ular, terutama dari kelas piton, anaconda dan sejenisnya dapat memangsa seekor anak sapi.
Pada bangsa kadal, sebagai alat pertahanan diri mereka dilengkapi system pertahanan diri secara autotomi. Autotomi yaitu suatu system pertahanan diri dengan cara melepaskan bagian tubuhnya jika dalam bahaya contohnya yaitu cecak yang dapat melepaskan ekornya ketika bahaya. Selain itu, ada pula jenis kadal yang dapat merubah warna tubuhnya menjadi warna yang sama dengan lingkungan sekitar Contohnya yaitu pada bunglon yang dapat berganti warna kulit sebagai kamuflase.
D. SISTEM ORGAN REPTIL
System organ reptil terdiri atas system sirkulasi, sistem pernapasan, sistem pencernaan, sistem ekskresi dan yang terakhir sistem reproduksi.
1. Sistem sirkulasi
Kelas reptilian memiliki sistem sirkulasi yang lebih maju dari kelas amfibi. Jantung reptilian terbagi atas empat ruangan yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan dan ventrikel kiri serta sebuah sinus venosus. Sistem sirkulasi pada reptil termasuk sistem sirkulasi ganda yang artinya darah yang miskin akan oksigen masuk ke jantung melalui sinus venosus ke atrium kanan lalu ke ventrikel kanan. Lalu darah tersebut dipompa ke paru-paru. Nah, darah yang kaya akan oksigen yang berasal dari paru-paru masuk ke atrium kiri dan kemudian masuk ke ventrikel kiri. Darah dari ventrikel kiri dipompa keluar melalui aorta menuju seluruh tubuh.
2. Sistem pernapasan
Anatomis paru-paru dari setiap reptil berbeda-beda. Pada paru-paru buaya, kadal dan kura-kura lebih kompleks dengan beberapa belahan yang membuat paru-paru tsb terlihat seperti spons. Pada beberapa jenis kadal seperti bunglon afrika, mempunyai kantung hawa sehingga hewan tersebut dapat melayang di udara.
3. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan pada reptil terdiri atas beberapa saluran dan kelenjar pencernaan. Saluran tersebut terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Sedangkan kelenjarnya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas dan hati. Makanan dari mulut yang telah dilumasi oleh kelenjar ludah masuk ke kerongkongan dan kemudian masuk ke lambung. Di lambung makanan ini dicerna dan kemudian menuju usus untuk diserap nutrisinya. Sisa dari makanan tersebut dibuang melalui kloaka dalam bentuk feses (tinja) dengan proses defekasi.
4. Sistem ekskresi
Sistem eksresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru dan kulit dan kloaka. Fungsi ginjal yaitu untuk menyaring zat-zat yang tidak dibutuhkan sisa hasil metabolisme tubuh dan mengeluarkannya dalam bentuk urine melalui kloaka. Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk setengah padat yang berwarna putih.
5. Sistem Reproduksi
Beberapa jenis reptil yang bersifat ovipar (bertelur) dan ovovivipar (bertelur-beranak). Contoh dari hewan yang bersifat ovovivipar yaitu pada ular dan beberapa jenis kadal. Telur-telur ular dan kadal tersebut menetas dalam tubuh induknya. Akan tetapi makanan mereka diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur, berupa kuning telur. Perbedaan dengan amfibi yaitu fertilisasi terjadi secara internal atau terjadi dalam tubuh betina.
Pada saat musim kawin, penis dari jantan dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina. Ovum yang telah dibuahi akan melalui oviduct dan akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Pada kebanyakan jenis reptil telur tersebut akan ditinggalkan di tempat yang hangat oleh induknya., sedangkan induknya menjaga telur tsb dari jauh. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang melimpah sebagai cadangan makanan.
E. KLASIFIKASI REPTIL
1. Ordo Squamata
Squmata merupakan hewan reptil yang umumnya memiliki kulit bersisik. Ordo Squamata merupakan ordo terbesar dari kelas reptil. Sebagian hewan reptil termasuk kedalam ordo squamata. Contohnya yaitu pada bangsa ular dan kadal. Ordo ini terbagi atas 3 subordo, diantaranya yaitu:
a. Subordo Lacertilia
Hewan yang termasuk kedalam subordo ini umumnya memiliki sisik yang bervariasi, bercakar dan bersifat pentadactylus yaitu kaki belakang yang terdiri atas 5 jari dan terdapat selaput renang diantara jari-jari kaki tsb.
Hewan yang termasuk kedalam subordo ini memiliki kelopak mata dan lubang telinga. Selain itu, mereka juga memiliki lidah yang panjang dan dapat dilontarkan untuk menangkap mangsa, contohnya yaitu Bunglon. Adapun kebanyakan hewan dari subordo ini juga bersifat autotomi yaitu dapat melepaskan ekornya ketika ada bahaya contohnya Cecak.
b. Subordo Serpentes
Bangsa ular merupakan jenis hewan yang termasuk ke dalam subordo ini. Subordo ini dikenal dengan keunikannya yaitu tidak memiliki kaki. Cirri lainnya yaitu mereka tidak memiliki kelopak mata sehingga kelopak mata tsb digantikan oleh selaput transparan yang fungsinya untuk melindungi mata.
Keunikan lain dari subordo ini yaitu mereka memiliki thermosensor, organ perasa (tactile organ) dan organ Jacobson sebagai reseptornya sehingga bangsa ular memiliki penciuman tajam yang peka terhadap rangsangan kimia di rongga hidungnya. Sebagian dari bangsa ular memiliki taring bisa yang fungsinya sebagai pertahanan dan melumpuhkan mangsa.
c. Subordo Amphisbaenia
Subordo Amphisbaenia tidak berkaki namum memiliki kenampakan seperti cacing karena warnanya yang agak merah muda dan sisiknya yang tersusun seperti cincin. Karena kerap menghabiskan waktu di bawah tanah, sehingga sedikit sekali informasi yang bisa di dapat dari hewan reptil ini.
Kepalanya bersatu dengan lehernya, tengkorak terbuat dari tulang keras, memiliki gigi median di bagian rahang atasnya tidak memiliki telinga luar dan matanya tersembunyi oleh sisik dan kulit. Tubuhnya memanjang dan bagian ekornya hampir menyerupai kepalanya, contoh dari hewan ini yaitu wormlizards.
Kepalanya bersatu dengan lehernya, tengkorak terbuat dari tulang keras, memiliki gigi median di bagian rahang atasnya tidak memiliki telinga luar dan matanya tersembunyi oleh sisik dan kulit. Tubuhnya memanjang dan bagian ekornya hampir menyerupai kepalanya, contoh dari hewan ini yaitu wormlizards.
2. Ordo Crocodilia
Bangsa buaya merupakan termasuk dari ordo ini. Ordo crocodilian memiliki sisik yang tebal dan terbuat dari keratin yang diperkuat dengan lempengan tulang yang disebut skuta sebagai pelindung. Berbeda dengan ular, sisik pada buaya rontoh satu persatu. Buaya juga memiliki otot yang kuat pada ekornya. Kepala pada ordo crocodilian berbentuk piramida, keras dan kuat disertai dengan gigi yang runcing untuk mencabik-cabik mangsanya. Contoh dari ordo ini yaitu Buaya Air Tawar, Buaya Air Asin dan berbagai jenis bangsa buaya lainnya.
3. Ordo Chelonia
Ordo chelonian merupakan hewan reptilian yang memiliki cangkang, tubuh yang pendek dan lebar dilindungi karapas dan plaston, tidak bergigi dan lidah tidak dapat menjulur. Cangkang pada ordo ini merupakan bagian dari tulang belakang dan modifikasi dari tulang rusuk yang memiliki fungsi untuk pertahanan serta perlindungan dari predator. Cangkang bagian atas dari chelonian disebut dengan karapaks sedangkan bagian bawahnya disebut dengan plaston. Contoh hewannya yaitu Kura-kura dan penyu.
4. Ordo Rynchochephalia
Nah, ini merupakan ordo terakhir dari kelas reptil. Hewan yang termasuk ke dalam ordo ini yaitu Tuatara dan satu satunya spesies yang termasuk ke dalam ordo ini. Dikabarkan bahwa tuatara ini telah hidup sejak zaman dinosaurus. Tuatara ini berasal dari pulau lepas pantai di Selandia Baru. Cirri-ciri dari tuatara sendiri yaitu memiliki duri yang berderet di sepanjang tulang belakang dan memiliki mata ketiga yang berfungsi untuk mengenali perbedaan antara gelap dan terang.
0 comments:
Post a Comment