A. PENGERTIAN INFLASI
Inflasi adalah kenaikan harga-harga barang dan jasa umum secara terus menerus dalam periode waktu yang lama dan berkelanjutan. Naiknya harga barang dan jasa menyebabkan terjadinya penurunan nilai uang, contohnya tahun 2010 kita bisa membeli 10 permen dengan uang Rp. 1.000, tetapi tahun 2016 Rp. 1.000 hanya dapat ditukarkan dengan 2 buah permen, oleh karena itu inflasi sering juga diartikan sebagai penurunan nilai uang. Inflasi sangat berhubungan dengan mekanisme pasar dan kegiatan ekonomi yang terjadi dengan dipengaruhi berbagai faktor seperti konsumsi yang meningkat, timbulnya masalah ekonomi, kesulitan distribusi, dl. Inflasi merupakan suatu fenomena ekonomi yang tidak dapat dihilangkan atau dihentikan, melainkan hanya dapat dikendalikan dengan cara-cara yang tepat.
B. PENYEBAB INFLASI
Tiga penyebab utama inflasi antara lain :
1. Inflasi Karena Kenaikan Permintaan (Demand Pull Inflation)
Sesuai dengan hukum ekonomi, jika permintaan total terhadap barang atau jasa meningkat. Maka juga akan terjadi kenaikan terhadap harga barang atau jasa tersebut. Penyebab timbulnya peningkatan permintaan adalah karena masyarakat memiliki uang yang cukup untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, artinya uang yang beredar lebih banyak daripada sebelumnya. Nah kenaikan permintaan ini akan membuat kenaikan harga dan menurunnya nilai uang dalam masyarakat.
2. Iflasi Karena Biaya Produksi (Cost Pust Inflation)
Seperti yang kita pahami bahwa harga suatu barang disesuaikan dengan besarnya pengorbanan (modal) yang dilakukan oleh produsen dalam memproduksi barang tersebut. Oleh karena itu jika terjadi peningkatan biaya produksi (pengolahan) maka akan terjadi kenaikan harga untuk barang tersebut.
3. Imported Inflation
Keadaan ekonomi suatu negara berbeda dengan negara lainnya. Apabila terjadi kerjasama antarnegara dari segi ekonomi, maka mau tidak mau negara-negara tersebut akan terpengaruh satu sama lain. Salah satu bentuk kerja sama yang ada adalah ekspor dan impor. Inflasi dapat terjadi karena kenaikan harga barang di luar negeri mempengaruhi kegiatan ekspor dan impor barang tersebut.
C. KLASIFIKASI MACAM – MACAM JENIS INFLASI
1. Berdasarkan Keparahannya
a. Inflasi Ringan (Creeping Inflation)
Inflasi ringan adalah inflasi yang besarnya kurang dari 10% per tahun. Inflasi ini tidak memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian suatu negara, melainkan inflasi ini dapat membantu produsen untuk memproduksi lebih banyak barang.
b. Inflasi Sedang (Galloping Inflation)
Inflasi sedang adalah inflasi yang besarnya antara 10-30% pertahun. Inflasi ini dapat memberikan dampak yang buruk dalam perekonomian, tetapi tidak memasuki kriteria bahaya.
c. Inflasi Berat (High Inflation)
Inflasi berat adalah inflasi yang besarnya antar 30 – 100 % per tahun. Inflasi berat akan membuat perekonomian dalam suatu negara sangat terganggu dan memunculkan berbagai masalah ekonomi.
d. Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation)
Inflasi sangat berat adlah inflasi yang besarnya lebih dari 100% pertahun. Inflasi sangat berat akan mengacaukan perekonomian suatu negara bahkan mencapai tahap krisis sehingga sangat banyak dampak merugikan yang dirasakan masyarakat.
2. Berdasarkan Asalnya
a. Inflasi Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Inflasi dalam negeri adalah inflasi yang muncul karena pengeluaraan negara lebih besar daripada pendapatan negara sehingga terjadi defisit anggaran. Biasanya pemerintah mengatasinya dengan mencetk uang baru yang membuat peredaran uang akan semakin luas, hal inilah yang memicu timbulnya inflasi.
b. Inflasi Luar Negeri (Imported Inflation)
Inflasi luar negeri adalah inflasi yang disebabkan karena kenaikan barang yang terjadi di negara lain yang menjalin hubungan ekonomi dengan negara tersebut. Hubungan ini dapat menyebabkan inflasi pada negara yang bersangkutan.
3. Berdasarkan Barang yang Mengalami Inflasi
a. Inflasi Tertutup (Closed Inflation)
Inflasi tertutup adalah inflasi yang terjadi karena kenaikan harga dari satu, dua, atau hanya beberapa barang di suatu negara. Barang-barang yang naik ini adalah barang yang pengaruhnya sangat besar dalam negara tersebut sehingga dapat mempengaruhi kenaikan barang-barang lain dan memicu inflasi. Contohnya adalah kenaikan beras dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.
b. Inflasi Terbuka (Open Inflation)
Inflasi Terbuka adalah inflasi yang disebabkan karena naiknya harga barang secara umum di sebuah negara.
D. DAMPAK INFLASI
1. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan
Masyarakat memiliki pendapatan yang berbeda-beda, bagi masyarakat yang pendapatannya tetap seperti pegawai negeri, maka inflasi akan merugikan mereka, contohnya harga beras sebelum inflasi adalah Rp.50.000 untuk 10 kg, setelah terjadi inflasi meningkat menjadi Rp 60.000, dengan pendapatan yang tetap seperti sebelumnya, maka mereka mengalami kerugian. Bagi masyarakat yang pendapatannya tidak tetap, dampaknya dapat menguntungkan atau merugikan. Biasanya bagi masyarakat berpenghasilan rendah tidak tetap, contohnya tukang becak, maka inflasi dapat sangat merugikan. Tetapi bagi masyarkat yang berprofesi sebagai pedagang besar, inflasi cenderung menguntungkan atau tidak banyak mempengaruhi keadaan ekonominya.
2. Dampak Inflasi Terhadap Kegiatan Ekspor dan Impor
Inflasi akan membuat harga barang produksi dalam negeri lebih mahal, hal ini sangat mempengaruhi kegiatan ekspor dan impor. Barang yang ekspor (dikirim ke luar negeri) akan mengalami penurunan daya saing karena menurunnya minat pembeli luar negeri akibat peningkatan harga barang. Akibatnya nilai ekspor akan lebih kecil dari nilai impor sehingga neraca perdagangan mengalami defisit dan dapat menghabiskan tabungan negara.
3. Dampak Inflasi Terhadap Tabungan (Penanaman Modal)
Pemerosotan nilai uang membuat masyarkat tidak ingin menyimpan tabungan dalam bentuk uang, sehingga mereka cenderung menabung barang-barang yang nilainya tetap, contohnya seperti rumah, tanah, emas, dll.
4. Dampak Inflasi terhadap Harga Barang
Sesuai dengan pengertian inflasi, harga barang umum di pasar akan meningkat secara perlahan tapi pasti.
5. Dampak Inflasi Terhadap Hasil Produksi
Ada dua kemungkinan perubahan yang terjadi pada hasil produksi ketika inflasi, yaitu :
a. Hasil Produksi Meningkat
Inflasi yang membuat harga barang meningkat dengan cepat akan membuat produsen mendapatkan keuntungan lebih. Peningkatan keuntungan akan memicu produsen untuk membuat atau memproduksi lebih banyak barang.
b. Hasil Produksi Menurun
Apabila inflasi yang terjadi terlalu tinggi, niai uang menjadi sangat rendah dan masyarakat akan cenderung membelanjakan uangnya untuk barang tertentu yang nilainya tetap contohnya emas, tanah, dll. Sehingga barang-barang umum menjadi kurang laku, karena itu terjadi penurunan produksi terhadap barang-barang tertentu.
E. CARA MENGHITUNG TINGKAT INFLASI
Untuk menghitung laju inflasi atau tingkat inflasi, digunakan Indeks Harga sebagai dasarnya. Indeks harga adalah perbandingan harga rata-rata barang pada tahun yang dihitung dengan harga rata-rata barang pada tahun dasar. Tahun dasar yang digunakan bebas, namun sebaiknya digunakan pada tahun yang kondisi ekonominya stabil dan tidak terlalu lama dari tahun yang dihitung.
Secara Matematis Inflasi dapat dihitung dengan rumus :
RUMUS INFLASI
F. CARA MENGENDALIKAN INFLASI
Pemerintah merupakan pihak yang paling berperan dalam mengatasi inflasi, mereka mengendalikan inflasi melalui kebijakan-kebijakan pemerintahan, berikut adalah beberapa kebijakan tersebut :
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter adalah Kebijakan pengaturan persediaan uang sebuah negara. Biasanya tujuan dari kebijakan moneter ini adalah untuk mengurangi jumlah uang yang beredar, beberapa kebijakan moneter pemerintah antara lain :
a. Kebijakan Penetapan Persediaan Kas
Bank Pusat mengambil kebijakan untuk menaikan jumlah minimal persedian kas di sebuah bank, dengan ini bank umum harus menyimpan lebih banyak uang sebagai kasnya sehingga peredaran uang dalam masyarakat dapat ditekan.
b. Kebijakan Pasar Terbuka
Kebijakan Pasar Terbuka adalah kebijakan mengurangi jumlah uang beredar dengan menjual Surat Bank Indonesia (SBI). Penukaran surat bank indonesia dengan jumlah uang yang sesuai akan mengurangi jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat.
c. Kebijakan Diskonto
Kebijakan diskonto adalah kebijakan bank pusat untuk menaikkan bunga bank dengan harapan semakin banyak masyarakt yang menabung.
d. Kebijakan Kredit Selektif
Kredit Selektif adalah upaya pengurangan peredaran uang dengan memperketat seleksi pengusaha-pengusaha yang ingin mengambil kredit, dengan berkurangnya orang yang bisa mengambil kredit, maka uang yang beredar dalam masyarakat juga akan berkurang.
e. Sanering
Sanering adalah kebijakan bank pusat untuk memotong nilai mata uang sebuah negara jika terjadinya krisis ekonomi atau hiperinflasi (inflasi diatas 100%)
f. Percetakan Uang Baru
2. Kebijakan Fiskal
- Mengurangi Pengeluaran Pemerintah
- Menaikkan Tarif Pajak
3. Kebijakan Bukan Moneter dan Bukan Fiskal
- Menambah Hasil Produksi
- Mempermudah masuknya barang impor
- Tidak mengimpor barang dari negara yang mengalami inflasi berat
- Melarang penimpunan terhadap barang tertentu
- Dll.
0 comments:
Post a Comment