Sampai sekitar abad ke-18 orang tidak dapat mengukur secara akurat berapa panasnya atau dinginnya suatu benda. Ketika itu tidak ada seorangpun yang dapat memberitahukan secara akurat berapa perbedaan tingkat kepanasan suatu hari dibandingkan dengan hari lain. Semua orang hanya mengandalkan perasaan saja. Misalkan seorang dokter hanya menggunakan perasaan hasil rabaan di dahi seorang penderita demam untuk mengecek turun naiknya panas badan orang tersebut.
Pada waktu kita dekat dengan api unggun, kita akan merasakan panas. Hal ini disebabkan energi panas mengalir dari benda panas itu ke tangan kita. Tetapi ketika menyentuh es balok, energi panas akan mengalir dari tangan kita ke es tersebut sehingga tangan kita akan terasa dingin.
Arah perpindahan energi panas selalu dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin. Tidak pernah benda panas mengalir dari benda dingin ke benda panas.
Besaran yang menyatakan panas dan dinginnya suatu benda terhadap suatu ukuran standar dinamakan Kalor atau suhu sedangkan energi panas yang dipindahkan dari suatu benda ke benda lain yang berbeda suhunya dinamakan Kalor. Dengan pengertian kalor dan suhu ini dapat dikatakan bahwa kalor mengalir dari zat yang bersuhu lebih tinggi ke zat yang bersuhu lebih rendah.
Catatan: perlu diingat bahwa kalor tidak selalu mengalir dari zat yang mempunyai energi panas lebih banyak ke zat yang energi panasnya lebih sedikit. Misalnya energi panas di lautan sangat besar, jauh lebih besar dari energi panas secangkir teh panas, namun cangkir berisi teh panas ini diletakkan dilautan maka kalor akan mengalir dari cangkir menuju lautan bukan sebaliknya.
0 comments:
Post a Comment